MENGINTIP KAMPUNG KEMASAN DI GRESIK


Hai arek-arek Gresik dan sekitarnya,
kalian tau Kampung Kemasan yang ada di Gresik ngga? Itu lho, yang selalu di pake anak hits foto-foto. Tapi apa kalian tau sejarah tentang Kampung Kemasan ini?




Sebelum ke sejarahnya, aku kasih tau nih.. alamatnya Kampung Kemasan lebih tepatnya di Jalan Nyai Ageng Arem-arem, Gang III, Kelurahan Pakelingan, Gresik, Jawa Timur. atau gini aja, lewat gang pasar Gresik, terus dan ketemu Toko sandal sepatu Bata, lalu belok kiri, dan cari gang III dengan pagar warna merah, ketemulah Kampung Kemasan :)

Karena di awal namanya 'Kampung', jadi hanya satu kampung yang di tunjuk menjadi "Kampung Kemasan". Ciri kampung kemasan Gresik ini, rumahnya bercat warna merah putih dan bergaya ala-ala Eropa - China, dan yang pasti rumah di kampung kemasan ini memiliki dua lantai. Maka tak heran kampung ini menjadi salah satu destinasi wisatawan lokal maupun asing yang digunakan untuk berfoto-foto dan menikmati sejarah 'Kampung Kemasan'.


Foto ini, adalah rumah keluarga Bani H. Oemar, rumah ini sangat panjang yang aku kira adalah balai pertemuan, hehe..


Kampung unik ini, memiliki dua lantai yang memang lantai II digunakan untuk menjadi sangkar burung walet. Bukan hanya itu juga, jendela-jendela di lantai dua adalah jendela palsu, yang sengaja digunakan untuk mengelabuhi para maling. Jadi jendela-jendela di lantai II itu tidak bisa di buka, haha.. lucu banget kan ya konsepnya.





Menurut ( inigresik.com ) , Tahun 1853 ditepi sungai kecil yang menghubungkan desa Telogo Dendo melewati perkampungan-perkampungan penduduk dan berakhir di lautan bebas di kota Gresik yang gersang dan tandus, berdiri sebuah rumah yang dibangun oleh seorang turunan Cina yang bernama Bak Liong yang mempunyai keterampilan membuat kerajinan dari emas. Keterampilannya ini menjadikan dia terkenal dan banyak penduduk yang datang untuk membuat atau memperbaiki perhiasannya. Sejak itu kawasan yang ditempati ini dinamakan Kampung Kemasan (tukang emas).




Pada tahun 1855, H. Oemar bin Ahmad yang dikenal sebagai pedagang Kulit mendirikan sebuah rumah di kawasan ini. Disamping pedagang kulit beliapun berusaha dalam penangkaran burung Walet, sehingga enam tahun kemudian tepatnya tahun 1861 setelah usaha kulitnya semakin maju, beliapun mendirikan dua buah rumah lagi yang terletak disebelah kiri rumahnya yang pertama.

Dari hasil pabrik Penyamakan kulit dan ditambah dari hasil penjualan liur walet, keluarga turunan H. Oemar bin Ahmad ini berhasil mendirikan sederetan rumah di Kampung Kemasan yang saling berhadapan. Arsitektur rumah tinggal di kampung kemasan mendapat pengaruh dari kebudayaan-kebudayaan asing yang terlihat baik dari bentuk, ruang, elemen, ornamen maupun makna simbolik yang berada didalamnya. Adanya ciri khas perpaduan budaya pada bangunan di kampung Kemasan ini merupakan suatu warisan bangsa yang harus dilestarikan di tengah era globalisasi ini, dimana terdapat banyak bangunan lain yang telah kehilangan identitas serta sejarah yang dimilikinya karena gencarnya renovasi dan modernisasi. 


Begitulah sejarah berdirinya kampung kemasan Gresik menurut blog inigresik.com . Dan saat aku kemarin ke kampung ini, aku ketemu salah satu warga yang bisa ku ajak ngobrol sebentar (karena mbaknya lagi buru-buru juga, jadi wawancaranya cuma sebentar).  




Jadi, kalian tertarik untuk datang ke Kampung Kemasan, Gresik ini kan?




btw, baju yang aku pakek ini nyaman banget dan bisa kalian dapatkan 
di Instagramnya : evaayu99 



instagram : elqudsyi







1 comment:

  1. ealah, ujung-ujung e endorse. tak kiro bakal akeh nyeritakno kampung iku.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.