Wanita jaman sekarang harus dituntut untuk bisa dalam segala hal. Apapun itu, dimanapun, kapanpun. Yah seperti itu pula, wanita juga dituntut untuk selalu tegar dalam segala hal. Sehingga hal tersebut membuat ia selalu mencoba tersenyum walaupun pahit menerpa. Ketika ia mengalami keadaan yang amat sulit, tidak ada satu orang pun yang dapat dipercaya bahkan untuk menyandarkan bahunya sekalipun tidak ada. Ia selalu sendiri. Memendam perasaan sendiri, menyelesaikan masalah sendiri, karena ia amat takut kalau dunia mengatakan bahwa ia terlalu lemah, Ia terlalu manja.

Ketika ia membutuhkan saran atau bukan hanya saran, ia hanya menginginkan di dengar pendapatnya pun sangat susah didapatkan. Orang-orang terdekat selalu membuatnya tertekan. Orang-orang terdekat selalu mengatakan tidak ketika ia mulai berkata. Bahkan sampai bakat yang ia punya harus dikorbankan demi mengikuti saran orang-orang terdekat. Betapa malang nasibnya. Ia selalu bercita-cita tinggi untuk membanggakan orang-orang terdekat itu, tapi apalah daya. Bak bumi ditelan matahari. Orang-orang terdekat tidak mau mendengar apa yang ia cita-citakan. Bagi mereka, cita-citanya sangat amat tidak berguna. Tidak menghasilkan materi. Semenjak penolakan demi penolakan dari orang-orang terdekat, ia pun mulai mengubur jauh-jauh untuk tidak mengembangkan bakatnya. Padahal ia selalu yakin, bahwa ia akan menjadi orang yang sangat berguna dan bahkan dapat dibanggakan ketika ia mengembangkan bakat yang ia miliki.

Semakin kesini, ia mulai menjadi orang yang membosankan. Ia menjadi orang yang sangat pemarah. Setiap hari, senyumnya semakin hilang. Setiap hari pula, ia menjadi orang yang sangat malas. Aktivitas yang dilakukan membuat ia semakin depresi. Ia tidak memiliki teman untuk diajak saling share and care dan lain sebagainya. Ia semakin terpuruk. ketika ia mencoba bangkit, bayangan akan penolakan dari orang terdekat pun semakin jelas sehingga ia mengurungkan niatnya untuk memulai. Ia menjadi orang yang sama sekali tidak peduli. Apapun yang ia lakukan juga semaunya sendiri. Betapa menyedihkan hidupnya.

Beberapa bulan setelah mendekam dengan ketidakjelasan, ia mendapatkan kabar bahagia dan baginya kabar tersebut akan merubah hidupnya. Tapi apa daya, ketika ia menjelaskan kepada orang terdekat, mereka sama sekali tidak bahagia dan itu adalah hal yang biasa yang harus di tolak tawaran itu. sekali, dua kali, tiga kali, dan sekian banyak penolakan yang didapatkan membuat ia semakin menjadi wanita yang sangat membosankan diseluruh dunia sekalipun. Ia menyiksa dirinya dengan menangis setiap malam dan disetiap harinya. Ia membutuhkan pengakuan, ia membutuhkan teman, ia membutuhkan kebebasan dalam memilih.

Menjadi seorang wanita tegar memang tidak mudah seperti membalikkan tangan. Ketika ia mencoba untuk menyembunyikan kepedihan yang ia rasakan, ia semakin terpuruk. ia berusaha tersenyum dibalik tumpukkan kepedihan, ia tak sanggup. Ia bagaikan pohon yang tumbang karena kencangnya angin yang menerpa. Ia tidak memiliki kekuatan lagi. Tidak ada orang terdekat lagi baginya. Ia merasa hidup sendiri di daerah antartika dengan ditemani hewan buas. Ia pun mati bersama kepedihan dan mimpi yang belum bisa diwujudkan.....

Udah 2014 aja nih.. dan aku lama banget gak update tulisan -__-

Makin kesini tahunnya, kok aku makin katrok aja sih ---“ , maklum sekarang lagi sibuk banget. Mau nulis aja belum sempet *alasan aja sih* [padahal gak ada uang buat beli pulsa internet] *aib negara*

Tetiba malam ini lagi flashback sama temen-temen kampus.. Well, aku dulu itu anak gahol banget. Haha.. secara gitu lhoo.. temen-temenku kan anak-anak terpilih yang sudah lolos uji seleksi baca tulis al-quran *gaknyambung* :| , oke serius.. !! Kuliah di Malang, jurusan Psikologi, temen-temennya gahol-gahol, asik-asik, gak sombong, rajin menabung, rendah hati dan peduli-peduli [tapi gak ada yang peduli saat akhir bulan] Hiks T_T *anakkosbingits*

Kalian apa kabar? Kangen banget kuliah bareng kalian.. T_T, sehat kalian? Sudah makan? Makan apa? Sekarang sibuk apa saja? Sudah nikah? Kerja? Atau lanjut lagi? Nikah kok gak bilang-bilang sih? Jahat yaaa... idiiiiihh... gaya ya sekarang sudah kerja di perusahaan..  aduuuhh.. kamu kok makin kesini makin gendut sih? Sudah enak ya punya uang banyak? Lha kamu kok makin kesini makin kurus? Lagi ada program diet? :/ eh, kamu sekarang stay dimana? Gimana teman barunya? Ada yang ganteng gak? Kenalin dong kalo ada yang ganteng, kali aja jodoh :3 [Salah satu pertanyaan modus tapi wajib dan harus di tanyakan :D] hihihi..

OH MY GOD!! Itu lah pertanyaan yang bakalan ku tanyakan saat bertemu langsung dengan mereka-mereka. Mungkin itu hanya nol koma persen dari sekian banyak persen yang aku tanyakan dan cerita ngalor ngidul dengan teman-teman  seperjuangan. Betapa kangen yang tak terhankan. Ingin segera memeluk mereka dan ngobrolin apa saja yang bahkan waktu 24 jam buat ngobrol sama mereka pun kurang banget dan sangat kurang sekali.

Masih ingatkah kalian saat awal masuk kuliah, kita gak saling kenal. Setelah dua atau tiga hari kita saling kenalan samping kanan samping kiri bangku kita. Lalu kita jadi teman yang berkomit bakalan lulus bareng karena kita datang dan masuk kelas di tahun yang sama. Begitu juga saat awal-awal kuliah sangat antusias dengan dosen yang ngajar, mata kuliah yang bakalan di ajarin. Tapi lama-kelamaan, kebosenan melanda kehidupan perkuliahan kita. Kita mulai melakukan kebandelan dengan bolos sekali-kali saat dosennya galak atau mata kuliah yang tidak menyenangkan atau saat yang ngajar dosennya yang kurang menyegarkan [maksudnya: kurang enak kalo ngajar. RE: bosenin] :\ *pisspakbudosen*

Tapi disaat kita tidak masuk sekali, sungguh merugi bagi mahasiswa. Pertama karena ketinggalan banyak banget info ter-update pada hari itu dari temen-temen [nggosip] dan kedua bakalan ketinggalan apa yang sudah di obrolin sama pak dan bu dosen saat di kelas. Apalagi pas nggak masuk dapat tugas dan bakalan kelimpengan nyari info sana kemari buat ngerjain tugasnya yang gak mudeng karena pada hari itu gak masuk dan nyesel seumur hidup pake gak masuk segala -___- . Sampai sini, kita semakin pintar. Kita tetap masuk walaupun badai, ombak, musibah menerjang [dosen atau mata kuliahnya gak ngenakkin] kita tetep masuk walaupun agak molor-molor dikitlah. Masuk jam 8.15, datang jam 08.30 [untung masih boleh masuk. Soalnya yg kayak gini ini dosennya gak galak, pas kita masuk untung gak disuruh nutup pintu dari luar] :D . Semakin pintarnya kita, pas ada kuliah pagi dan kita lagi males banget karena hawa yang masih enak banget buat tidur, kita jamaah bareng-bareng dengan mendoakan agar si bapak ibu dosen tidak dapat hadir di kelas. Hihihi.. :D, Alhamdulillah doa tersebut terkadang dikabulkan sama Gusti Pangeran. Tapi kita lupa akan doa yang lengkap. Kita sering mendoakan agar “dosen tidak dapat hadir” saja dan tanpa ada terusannya. Makanya ketika si pak dan bu dosen tak hadir, mereka selalu hadir di mimpi setiap mahasiswa. Karena mereka selalu menyelipkan suatu kalimat keramat dengan “.... tapi ada tugas buat kalian dengan mencari bla bla bla dibikin makalah dan minggu depan presentasi” atau dengan kalimat khasnya “.... tapi kuliah kita diganti hari sabtu”. DAMN...!! sabtu itu kan weekend, hari dimana kita para remaja bersenang-senang di hari sabtu. Dan akhirnya dikacaukan oleh sms sedikit tapi nyelekit -_______-

Lalu saat examination tiba, kita selalu datang pagi-pagi 15 menit sebelum ujian di mulai. Demi apa??? Demi bangku!! K, kita selalu membuat prinsip yang sebenarnya tidak masuk akal, seperti “tempat menentukan prestasi”. Karena dibalik itu ada maksud, kalau dapat tempat dibelakang atau gak terlalu di depan atau di tengah-tengah itu adalah tempat strategis buat contekan, buka buku [padahal sifat ujiannya close book], buka hp [apalagi hp nya smartphone yg bisa nyimpen foto-foto paper kuliah atau nyimpen power point dosen] dan bahkan searching google. Semakin pintar kan? K. Eits, gak kalah sama dosen-dosen sekarang, karena mahasiswanya semakin pinter, dosennya pun harus dicekoki update terbaru tentang media-media sosial atau apalah itu. sehingga diberlakukan yang jaga ujian 1 kelas dua orang. 1 nya nunggu di depan, 1 nya di belakang. Atau gak gitu, dosennya diem tapi tangannya moto-motoin mahasiswa yang sering lirak-lirik sana sini, after exam potonya di tempel di mading fakultas dengn tulisan “hati-hati jawaban ujianmu nanti di intip” haha.. *ngaco*

Atau saat pulang kuliah kita selalu nongkrong di tempat biasa. Bisa diparkiran kampus, tempat makan samping kampus, mall?? Yang pasti kita jarang banget nongkrong di perpus. Kecuali ada tugas besar seperti penelitian PKL, skripsi. Aahhh... apapun itu, kejadian sesedih apapun, kejadian sekesel apapun, kali ini aku amat merindukannya. Yah merindukan kalian semua.. semoga kalian sukses teman :”)

Miss you :*