Jodoh atau Ajal ?

Sebenarnya deg-deg an sih nulis hal beginian. Soalnya merasa banyak dosa dan belum siap kalau yang menjemput bukan jodohku melainkan ajalku.



Akhir-akhir ini aku dikejutkan dengan kabar duka yang mendalam dari satu keluarga yang kehilangan 2 anaknya sekaligus dalam 1 bulan. Pertama, keluarga tersebut kehilangan anak pertamanya saat si anak pertama tersebut melahirkan dan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil dan bayi tersebut. Belum 40 hari kehilangan anak pertamanya, keluarga tersebut kembali kehilangan anak terakhirnya dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil dan karirnya yang sedang naik daun. Aku, yang bukan bagian dari keluarga tersebut saat mendengar kabar sungguh menyayat hati. Aku, yang bukan dari keluarga tersebut merasakan betapa sangat berduka yang amat dalam dan tidak bisa membayangkan betapa beratnya menjalani hidup. Tapi itu lah, rahasia Tuhan. Tak ada yang tau tentang kematian..

Saat seseorang banyak bertanya kepadaku tentang "kapan nikah?", jawaban yang ku siapkan hanya senyuman. Ketika berpikir kembali, di dalam pikiranku saat ini bukan hanya tentang kapan nikah, namun sudah siapkah aku jika aku dipanggil oleh-Nya?

Jodoh dan Ajal itu sama-sama rahasia-Nya.

Ketika kita menunggu jodoh yang tak kunjung datang, banyak yang mengatakan kalau harus memperbaiki diri terlebih dahulu. Sehingga saat jodoh menjemput, kita sudah siap melangkah. Tak jauh beda dengan ajal. Ajal pun begitu. Namun tak ada seseorang yang menunggu ajal - jangankan menunggu, memikirkan tentang kematian saja tak pernah terbayangkan dan sangat menakutkan - Kita tidak menunggu namun mempersiapkan diri. Sama seperti jodoh. Kita mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi, sehingga saat jodoh atau ajal yang menjemput, kita sudah sama-sama siapnya.

Ada yang mengatakan " sudahlah jangan mikirin mati terus, kamu kayak orang putus asa deh, udah santai aja dan buat seneng-seneng aja kali, hidup cuma sekali". Bukan putus asa saat memikirkan kapan giliran kita dipanggil oleh-Nya. Namun dengan memikirkan hal begitu, kita bisa termotivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Apalagi hidup cuma sekali, ya kalii.. Masak uda mati minta di hidupin lagi buat bertobat -' emangnya kita masuk pintu doraemon, yang kapan saja bisa masuk ke masa lalu, ke masa sekarang atau masa depan :)). Ini akhirat guys! Bukan pintu doraemon -'
Begitu pula soal jodoh, jika ada yang mengatakan "yaelah santai aja kali, nanti kalau uda waktunya juga bakalan nikah". Yes, that's right. Kalau sudah waktunya pasti bakal nikah. Namuuun.. Bukan pula juga kita harus santai-santai dan leyeh-leyeh untuk menunggu atau menjemput jodoh, kita juga perlu yang namanya serius memperbaiki diri dan mempersiapkan semuanya. 




Tidakkah kita ingin hidup bahagia dunia akhirat?
Saat di dunia kita memiliki semua apa yang kita inginkan dan butuhkan. Begitupun saat di akhirat, kita dijemput pada saat hati kita benar-benar untuk-Nya. Tidakkah kita menginginkan hal yang begitu? Iya semua ingin seperti itu. 
Namun, untuk berubah menjadi lebih baik lebih baik dan lebih baik itu tak semudah seperti apa yang aku tuliskan. Jika kita tidak istiqomah, maka kapan saja bisa tergoda kembali. Karena setan itu sangat mudah menggoda hati yang jauh dari-Nya. Serahkan seluruh jiwa, raga dan cintamu hanya kepada-Nya. Maka dengan begitu, DIA yang akan berkehendak dan setan pun susah untuk mengendalikan kita.

Bukan diri ini sok suci, diri ini juga sangat jauh dan jauh dari kata baik. Namun tak ada salahnya jika kita saling mengingatkan. Bahwa jodoh dan ajal adalah Rahasia-Nya yang bisa kapan saja menjemput kita, dalam keadaan bagaimanapun dan dalam keadaan siap atau tidak siap. Maka sebelum ada kata "tidak siap", mari kita saling memperbaiki diri dengan selalu mengingat-Nya. Agar kapan saja, kita "sudah siap" jika Jodoh atau Ajal yang menjemput :)




6 comments:

Powered by Blogger.