Jogja beserta Kenangannya

Tidak ada kata puas kalau ngomongin soal Jogja. Entah, kekuatan magis apa yang melekat di Kota tersebut sehingga yang datang selalu merasa kepingin balik lagi, lagi dan lagi.

Hampi setiap tahun aku selalu ke Jogja. Tapi selalu dalam rangka tugas Negara dan nggak sendiri. Tapi pernah sendirian juga sih, tapi itu pun masih dalam rangka tugas Negara. Kala itu juga masih unyu-unyu polos gitu. Lulus kuliah langsung ditugaskan ke UGM buat ikutan Konferensi Internasional. Karena tugas Negara sendiri, ya semua dilakukan sendiri. Apalagi jadwal padat banget, mulai dari pagi hingga malem terjebak di Grha Sabha Pranama-nya UGM sambil dengerin paparan penelitian dari para Profesor sukses dunia. Boro-boro ke Malioboro atau pergi ke tempat hits, jalan keluar dan masuk UGM aja belum hapal sepenuhnya walau tiga hari bolak-balik.

Dan setelah jiwa traveling mulai ada dan berkali-kali ke Jogja pun tetap dalam rangka tugas Negara. Jadi belum ada kebebasan ngerasain gimana syahdunya Jogja. Dan setelah ada kesempatan libur panjang, terpilihlah Jogja sebagai destinasi untuk menghilangkan segala penat yang ada. Ceilaah.. gaya banget dah!


Kali ini aku nggak sendirian, bareng temenku. Kita menghabiskan 3 hari 2 malam di Jogja. Ya bener-bener di Jogja gitu. Muter-muter Malioboro doang, Haha! tapi seneng dong pastinya.

Banyak cerita luar biasa yang ku dapat saat di Jogja. Ceritanya menguras emosi juga. Kalau dijadiin novel, mungkin judulnya begini:
“Aku tersesat di Hi-Lab Kotabaru Jogja”
“Hi-Lab dan aku bagaikan magnet”
“Jogja with emosional friend”


Sumber: Google, Hi-Lab Kotabaru Jogja


Ada apa sih, antara kita dan Hi-Lab? Jadi, aku dan temenku itu nyewa motor untuk mobilitas kita selama di Jogja. Dan kita mulai sewa di Stasiun Lempuyangan. Untuk menuju kos temen kita yang jaraknya cuma 15 menit dari Lempuyangan, itu jadinya 2 jam karena kita hampir 4 kali-an muterin Hi-Lab, entah ini cerita yang menyenangkan atau menyedihkan, *emoticon nangis ngakak! HAHAHA

IG; Hafizhaairen
Homestay yang kita tempati. "Kost Omah Ayu Mendiro, Sleman Yogyakarta"

Belum lagi cerita hari besoknya pas kita nyari homestay, yang mana kita booking di daerah Sleman. Dari kota itu sebenarnya hanya 30 menit. Tapi karena tapiiiiii…. karena kita muter-muter di daerah Sleman, akhirnya dua jam-an nyampeknya, Ya Allaaaaaaaaah, SEDIH ya Allaaaaaah. HAHAHAHAHA!

Yasudalah ya, di ambil hikmahnya aja. Experience is the best teacher, right?. Hikmahnya kita bisa ngukur kesabaran kita. Ya walaupun dalam prakteknya, ada drama-drama merajuk karena bolak balek salah alamat, tapi kita tetep kompak, haha. Gimana nggak sabar coba, hari pertama itu kita dalam keadaan lapar tapi harus muterin tempat yang sama berkali-kali. Dan hari kedua, kita pindahan dari kos temen ke homestay itu siang-siang yang menyengat lho. Sabar banget kan kita, cocok lah buat damping kamu dan anak-anak kita nanti. Eaaaa… HAHAHA!

Selama di Jogja, kita kuliner ke beberapa tempat yang memang sudah di rekomin sih, seperti:
  • Coto Makassar
sumber: blogunik.com


Ketika temenku minta Coto Makassar, Google ngerekomin di “La-Capila”. Aku yang belum pernah ngerasain Coto Makassar dan jelas belum bisa masak itu, maka aku bilang enak banget. Bumbunya kerasa, gurih gurih gitu. Hehe..  Cobain deh, guys di La-Capila!

  • Sate Klathak

Kita yang nggak tau sate klathak itu ternyata sate kambing, yang mana kita nggak doyan kambing, tapi mau nggak mau harus pesen karena kondisi uda laper banget dan uda di tempat. Yaps, kita ke sate klathak Pak JeDe yang di area Sleman. Setelah kita meyakinkan diri untuk pesan, kita berdoa semoga memang rekomen. Dan tenyata, saat satenya datang.. oke kambingnya nggak bau kambing, great! Kuahnya gurih banget, double great! Dan dagingnya empuk, triple great! Oke, rekomen check list!

  • Mie Ayam Tumini
Sumber: Google

Pertama nyampek mie ayam tumini yang di daerah Giwangan ini, yang kurasain adalah sesak! Gimana nggak sesak, kalau rameeeeee banget pengunjung. Sampek berdiri-berdiri pada antri tempat duduk. Gilaaa! Sampek dalam hati bilang “seenak apa sih, sampek sebegininya?”. Ternyata pas uda di hidangkan.. waw, enak! Bumbunya yang bahasaku litek-litek ini bikin ketagihan. Andai aja nggak rame pembeli, uda nambah deh diriku.




Kalau kata temen-temen Instagram saat ku tanya apa yang paling di kangenin sama Jogja, kebanyakan jawab kenangan. Yaps, entah itu kenangan yang bagaimana dan sama siapa, yang jelas Jogja itu bikin kangen. Percaya deh, walaupun jalan-jalan doang di Malioboro yang cuma ngeliatin kegiatan jual beli, orang-orang berswafoto, pasangan yang bermesraan dan ngeliat para musisi, itu suatu kesenengan tersendiri. Entah sih, kalau orang Jogja sendiri yang bilang. Bosan kali ya sama Malioboro, hehe…
Emang semagis itu, Jogja…

No comments:

Powered by Blogger.