Menjadi Orang Tua Baru, mudah atau susah?

Halo para orang tua baru, yuk tos dulu.

Siapa sih yang nggak seneng punya anak? Saya rasa setiap pasangan pasti pengen punya anak. Lalu, apakah setelah punya anak, orang tua akan lepas tangan begitu saja? Oh tidak dong ya. Anak kan Amanah nih, jadi harus banget kita sebagai orang tua itu menjaga, merawat dan membimbingnya dengan sebaik mungkin.


Bagaimana nih kalau kita menjadi orang tua baru? Kebetulan anak saya sudah memasuki usia 20 bulan. Paling tidak, saya bisalah ya berbicara sesuai dengan pengalaman merawat anak yang masih usia 20 bulan. Kalau dibilang kalah sama yang tahunan ya jelas kalah. Tapi tenang, saya disini tidak membandingkan atau mengajari. Hanya berbagi pengalaman kok. Hihi..


Menjadi orang tua baru itu jujur, keteteran. Karena siklus kehidupan pun akan berubah. Bagaimana kita harus belajar lebih sabar dan sabar lagi dalam merawat bayi. Kalau mereka menangis, jadi artinya kenapa? Mengapa? Laparkah? Tidak nyaman kah? Wah bener-bener memang harus belajar untuk menjadi orang tua.


Apalagi ketika mulai MPASI. Masih banyak sekali ibu-ibu disekitaran saya yang belum paham soal MPASI. Saat anak mulai usia 4 bulan, saya mulai belajar apa itu MPASI. Apa saja yang harus dikonsumsi seoarang anak usia 6 bulan. Bagaimana penyajiannya, bagaimana cara memasaknya. Semuanya saya pikirkan matang-matang. Saya hampir tiap hari belajar soal per-MPASI-an biar supaya saat 6 bulan pas, anak saya bisa kenal dengan makanan.


Jujur, saya deg-deg an saat membaca setiap artikel atau jurnal per-MPASI-an. Saya takut saya tidak bisa memberi makan yang berkualitas bagi anak saya. Maklum, ibu baru. Hehe. Saya rasa, ibu lama atau ibu baru pun berpikiran sama seperti saya. Iya kan, wahai ibu-ibu?


Semua sudah saya pelajari, baik dari artikel, jurnal dan buku KIA pun saya baca yang saya rasa, saya sudah hafal. Sampai saya pun sudah mempersiapkan menu setiap harinya. Teorinya oke nih, praktiknya? Oh tidak semudah itu. Haha.. sampai pengen nangis kalau sudah susah-susah masak tapi anaknya nggak mau makan, haha.. Salah. Memang saya yang salah saat itu. Ekspektasi saya adalah anak bisa langsung lahap makan seperti bayi-bayi yang ada di Instagram 😭

“aku kan uda bikin menu kayak ibu-ibu yang di Instagram-instagram, aku juga uda nerapin feeding rules, kenapa? Kenapa? Kok anakku ga langsung hap-hap? Kenapa anakku bb nya segini-gini aja? Gak kayak bayi-bayi gemoy lainnya”

 

Pikiran-pikiran seperti terus menerus muncul hingga saya yang pasrah “ah sudahlah ya”. Tapi kok ketika pasrah, saya malah sedih kalau melihat anak terus-terusan nggak mau makan. Akhirnya saya mulai menurunkan ekspektasi saya. Terus mencari tahu kenapa dan bagaimana solusinya biar anak mau makan lagi. Uda itu aja dulu, urusan gemoy nggaknya nanti aja. Yang penting pertumbuhan BB nya masih dibatas aman. Dan saya nyarinya lewat artikel aja. Instagram saya stop dulu, karena bikin insecure, jujur😭


Setelah melewati hal-hal seperti itu, apakah masih terus belajar? Oh iya jelas. Belum lagi harus menstimulus perkembangan-perkembangan di setiap usianya. Tidak mudah, jujur tidak mudah menjadi orang tua. Butuh kewarasan, kesabaran, kesigapan, dan apapun. Oia, butuh kekuatan juga. Apalagi kekuatan dari omongan-omongan di luar sana. Belum lagi dibanding-bandingkan dengan anak-anak lain 😊



Kalau mau belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik, bisa dimanapun belajarnya. Tinggal kitanya saja, mau atau tidak. Bukan berarti ibu yang sekolah tinggi melek informasi atau ibu yang tidak bersekolah tidak tahu informasi. Semuanya tergantung pribadi masing-masing. Bahkan ibu-ibu yang memiliki profesi pun tidak menjamin dengan mudah merawat bayi. Pernah lho, saya ke posyandu. Eh, petugas posyandu nya malah body shammingin anak saya. Hehe.. dia petugas posyandu lho ya. kok gitu? 😊 sampai 3 bulan saya mogok tidak timbang di posyandu. Dan akhir-akhir ini, banyak sekali postingan tiktok ibu-ibu muda yang bikin geleng-geleng. Hingga di notice sama pak Jokowi. Tak lupa pak Jokowi juga menyentil kader-kader posyandu. Ya, memang sepertinya kader posyandu juga perlu di edukasi, sih! Hehe..

No comments:

Powered by Blogger.