Cita-citamu apa?
Ingatkah kalian semua saat kecil, kita selalu ditanya oleh Ibu Guru, Orang tua, nenek kakek, tante om dan lain-lainnya tentang cita-cita kita apa?
Ibu Guru: Budi, Cita-citamu apa?
Budi: Jadi Pilot Bu,
Ibu Guru: kenapa kok pengen jadi pilot?
Budi: Karena bisa jalan-jalan dengan pesawat terbang Bu..
Ibu Guru: lalu Tasya, cita-cita Tasya apa?
Tasya: Jadi dokter Bu,
Ibu Guru: Kenapa kok pengen jadi dokter?
Tasya: Karenaaa.. kalau jadi dokter, tasya bisa membantu orang-orang yang sakit..
Ya itu lah cuplikan kisah anak-anak jika ditanya cita-cita mereka apa. Anak kecil itu adalah malaikat yang polos dan jujur. Mereka mengatakan apa yang mereka lihat dan mereka inginkan tanpa ada kata-kata yang mereka tutupi. Lingkunganlah yang membentuk mereka. Ketika mereka melihat sesuatu yang menurut mereka menarik, itulah yang mereka inginkan saat itu juga. Begitu juga dengan cita-cita, banyak sekali anak-anak mampu menguraikan apa yang mereka inginkan saat mereka besar nanti. Tapi apakah suatu saat ketika mereka besar nanti, cita-cita saat kecil akan sama dengan cita-cita ia saat dewasa? Mungkin saja sama dan tidak banyak dari mereka merubah cita-cita mereka. Ketika mereka sudah besar, mereka tau kemampuan yang dimiliki sehingga mereka kebanyakan menggeser cita-cita mereka sesuai kemampuan yang mereka miliki saat dewasa kelak.
Lalu bagaimana caranya agar anak-anak sudah bisa tau kemampuan mereka sejak dini? Sepertinya para orang tua sudah tau ya jawabannya, sebaiknya kita arahkan saja apa yang mereka sukai saat kecil. Ketika mereka suka menggambar, maka berilah mereka fasilitas buku gambar, crayon, spidol dan lain-lain yang menunjang bakat mereka untuk menggambar. Sehingga ketika ditanya tentang cita-cita, mereka sudah tau apa yang mereka inginkan dan lakukan saat dewasa nanti. Begitu juga dengan menyanyi. Jika mereka sejak kecil sudah suka sekali mendengarkan musik dan bernyanyi, alangkah baiknya para orang tua mendukung bakat mereka. Anak-anak itu tidak suka dipaksa. Mereka ingin melakukan sesuka hati mereka. Sama seperti saat kita dewasa, ketika kita tidak mood lalu dipaksa, itu sangat menjengkelkan sekali bukan? Tapi sebaliknya ketika kita sedang happy, kita mau saja melakukan apapun yang disuruh. Yah.. sama dengan anak-anak. Maka sejak kecil lebih baik kita biarkan mereka ingin apa, saat kita sudah tau mereka ingin A, maka kita selalu mengarahkan bakatnya kepada A. Sehingga mereka tau tujuan saat dewasa nanti. Contoh Agnes Monica, sejak kecil ia suka menyanyi, maka dia di arahkan menjadi penyanyi. Lalu hari demi hari, ia menginginkan Go International, alhasil cita-citanya terkabul.
Oke itu untuk contoh yang anaknya sejak kecil sudah nurut dan rajin sehingga mudah untuk menemukan bakatnya. Lha kalau anaknya yang tidak mau diatur bagaimana? Salah siapa? Stop untuk menyalahkan. Lebih baik kita fokus ke arah mana yang anak kita inginkan.
Saya punya cerita nih, seorang ponakan yang susah sekali diatur. Ketika kecil, ia sangat aktif sekali. Lari kesana kemari. Tapi soal cita-cita, ia sudah di ajarin mamanya untuk menjadi sesuatu ketika ia besar nanti. Saat ditanya sekitar kelas 1-2 SD:
Nenek: cita-citamu apa?
Anak: aku mau jadi tentara?
Nenek: Lho kenapa kok pengen jadi tentara?
Anak: Yo enak lhoo..
Mama: Ojok jadi tentara, jadi dokter aja..
Anak: Lhoo.. yo enak jadi tentara ma, engkok tembak-tembakan.
Hmmm..
Alhasil, sampai sekarang si mama bingung menentukan bakat apa yang dimilikinya. Sudah di sekolahkan sepak bola, tetapi si anak selalu mengeluh capek ketika bermain bola. Ketika ia beranjak kelas 4, saya tanya lagi:
Saya: cita-citamu apa?
Ponakan: Jadi penjaga warnet
Sontak saya terkejut dengan cita-citanya sambil menahan tawa, tapi saya mencoba tenang dan tersenyum sambil berkata, “kenapa pengen jadi penjaga warnet? Kok ga pengen jadi tentara lagi?”
Ponakan: Yo enak lho nek dadi penjaga warnet, isok game online an terus.
Ooh„ jadi game online lah yang menjadi alasan. Nah.. zaman sudah berubah. Saat ini anak-anak sudah dirasuki game online sampai cita-citanya ingin menjadi Penjaga Warnet. Saatnya para orang tua merubah pola pikir anak sejak dini, ketika mereka mengingkan seperti itu, lebih baik orang tua mulai memperhatikan mereka, mungkin ketika mereka di kamar mereka melakukan sesuatu sehingga ketemulah cita-cita itu. Berbicara yang baik, katakan bahwa “kalau menyukai game online, lebih baik saat besar nanti kamu bercita-cita jadi pembuat game. Untuk menjadi pembuat game, kamu harus belajar yang rajin dulu. Membuat game harus bisa matematika, teknologi dan lain-lain. Kalau bisa membuat game sendiri, kita bisa bermain sepuasnya”. Berbicara seperti itu seharusnya dilakukan secara tenang, membuat mereka bisa menggeser sedikit cita-cita tanpa menghapus kesukaan mereka. Okelah mereka suka bermain game online, tapi sebagai orang tua harus selalu mengawasi. Karena game online bisa saja berdampak negatif dan bisa positif.
Jadi, cita-cita harus kita ukir sejak kecil sehingga suatu dewasa nanti, kita tau jalan kemana yang harus kita tuju. Sebagai orang tua, sebaiknya mengarahkan, tidak memaksa dan selalu mendengarkan apa yang anak inginkan :)
Have a nice day..
Yuuk.. gapai cita-cita kita setinggi langit. Percaya pasti bisa! :)
No comments: