Ada atau Tidak Ada Anak, Ya itu Hak Masing-masing
Masih soal cerita tentang peran
jadi orang tua, nih..
Akhir-akhir ini lagi ramai di linimasa soal mbak-mbak influencer yang memilih untuk childfree dan menyinggung soal stunting hingga ke tanpa anak itu anti-aging alami. Saya tidak peduli kalau mbaknya mau childfree, itu haknya dia. Namun, soal stunting dibuat bahan bercandaan sih ya gak pantes juga. Dan soal anti-aging alami itu adalah dengan tidak ada anak di rumah dan tidak ada suara jejeritan di dalam rumah – saya nggak tau – dia lagi sarcasm atau tidak, I don’t know!
Akhir-akhir ini lagi ramai di linimasa soal mbak-mbak influencer yang memilih untuk childfree dan menyinggung soal stunting hingga ke tanpa anak itu anti-aging alami. Saya tidak peduli kalau mbaknya mau childfree, itu haknya dia. Namun, soal stunting dibuat bahan bercandaan sih ya gak pantes juga. Dan soal anti-aging alami itu adalah dengan tidak ada anak di rumah dan tidak ada suara jejeritan di dalam rumah – saya nggak tau – dia lagi sarcasm atau tidak, I don’t know!
Yang jelas, setiap orang tua pasti pengen ngasih yang terbaik buat anaknya. Stunting itu kan masalah gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah standar, kan ya. Jadi saya rasa, tidak ada orang tua mau anaknya stunting. Gimana effort-nya kita sebagai orang tua buat ngasih gizi yang bagus buat anak, tapi dibikin bercandaan, ya sakit hatilah kita para emak-emak. Definisi yang bikin muka keriput si emak-emak itu sebenarnya bukan karena anak sih, tapi karena omongan orang lain yang gak-tau-menau dan yang asal-jeplak-menjeplak soal kita uda segimana berjuangnya ngasih yang terbaik buat anak. Itu sih, fix! bikin hati jadi mendidih dan muka jadi keriput!
Tau nggak sih, tangisan, jeritan dan ketawanya bayi-bayi itu bikin rame rumah, tau! Haha. Jujur, stress emang kalau denger tangisan bayi yang nggak selesai-selesai. Tapi kalau sudah tau celahnya, sudah tau caranya, rasa-rasanya kayak uda terbiasa nggak sih. Seru-seru aja kalau dijalani. Ngeliat anak di rumah setelah seharian kerja atau suntuk di jalanan karena terjebak macet itu sebuah kelegaan tersendiri. Kayak “feels like home” banget gitu.
Hyun Bin, si aktor tampan dari negeri gingseng aja ngakuin kalau dia happy banget punya bayi, “With the recent changes, everything has canged. I started to see things I couldn’t see before and hear things I couldn’t hear before. I’m happy. When I return home from work, it feels like something has finally been completed. This is a feeling that cannot be put into words”. Huhu.. Hyun Bin Appaa, sweet banget 😭
Tapi kembali lagi, setiap orang itu berbeda. Mereka memilih memiliki anak 1, 2, 3 bahkan 11 pun itu hak si yang menjalani. Atau mereka memilih untuk tidak memiliki anak pun, itu juga hak yang si menjalani. Saya sendiri, ya kembali lagi sibuk dengan diri saya sendiri saja. Sibuk berperan sebagai wanita yang bekerja, menjadi istri, menjadi anak dari orang tua saya dan juga sebagai ibu dari anak saya. Kita, atau lebih tepatnya saya, ya baiknya fokus dengan apa yang saat ini saya jalani. Saya enjoy, ya udah. Yang penting saya tidak merugikan orang lain atau tidak menyakiti hati orang lain.
Memiliki anak itu butuh komitmen besar karena tanggung jawabnya seumur hidup. Kalau memang diri kita tidak siap, ya tidak apa-apa. Yang tau siap dan tidaknya kan ya diri kita sendiri. Namun jika sudah diberi tanggung jawab, ya harus dilaksanakan sebaik mungkin. Bagaimanapun, anak adalah amanah dari Tuhan yang benar-benar harus kita jaga, rawat dan bimbing sebaik mungkin.
Ada seorang teman yang bertanya gimana cara
nanganin anak. Ya saya jawab sesuai apa yang saya tau. Karena saya sendiri
bukan pakar anak. Saya belajar cara menangani anak ya semenjak saya mempunyai
anak. Walaupun saya sudah memiliki 9 ponakan, itu tidak serta merta saya
mengerti dan paham soal anak. Karena ya memang berbeda sekali. Saya sebagai ibu
yang baru, tetap akan terus belajar. Mungkin sepanjang masa saya menjadi ibu
akan terus belajar bagaimana menghadapi seorang anak. Karena bagaimanapun, anak-anak
yang terlahir di rahim yang sama, itu tidak serta merta membuat mereka sama
akan karakter, watak dan kepribadiannya. Pasti berbeda. Sehingga perlu belajar
dalam menghadapi anak-anak. Karena anak itu tidak bisa di tebak. Kalau yang
bisa di tebak, ya pasti kuis.
No comments: