PENGALAMANKU BIKIN PASPOR
Readers,
Kali ini aku
akan bagikan pengalamanku bikin paspor. Sebelum bikin, yang pasti aku baca
refrensi sana sini dan tanya sana sini yang sudah berpengalaman. Karena emang
baru kali ini aku bikin paspor. Sesuai dengan yang aku baca di blog-blog pada
umumnya, kendalanya yaitu antri. Jadi kalau kalian mau bikin paspor, silahkan
kalian berangkat pagi. Kalau bisa jam 6 itu sudah berada di TKP walaupun buka
kantornya jam 8 pagi. Tapi jika kalian jam 8 baru sampai kantornya, maka kalian
akan dapat nomor urut belakangan dan malah lebih bête lagi nunggu lama.
Oke, setelah aku
sudah di TKP jam setengah-7an, aku dapat nomor 60 -__-, tapi lumayan lah.
Daripada dapat nomor urut 100 hayooo *LOL*. Setelah itu kalian harus nunggu
sambil nulis formulir yang diberikan. Sekitar pukul 09.30, nomorku di panggil.
Kemudian aku menghadap counter yang manggil nomorku. Sampai disana, aku
berhadapan dengan pegawai imigrasi laki-laki yang masih muda sekitar 30-an lah.
Ciri-cirinya dia tinggi, lumayan putih, oke-lah kalau ngomongin soal mukanya,
rambutnya agak plontos gitu, tapi attitudenya kalau ku nilai dari 0-100, ku
kasih 10 deh. Jadi gini, aku kan ngurus paspor di kantor imigrasi Surabaya,
Waru yang sekarang sementara pindah di Graha Pena. Sebelum aku datang ke kantor
imigrasi, pastinya aku uda ngelengkapin berkas-berkas yang jadi syarat wajib
bikin paspor, seperti:
- KTP (e-KTP)
- KK (Kartu Keluarga)
- Akta Kelahiran / Ijazah / Buku Nikah (bisa memilih salah satu)
- Ketiganya itu harus dibawa yang asli dan kalau bisa sudah di fotocopy berukuran A4
Dan syarat yang mau bikin paspor buat umroh jangan lupa bawa surat
rekomendasi dari travel beserta surat Kemenag dari travel. Itu wajib dibawa.
Oke, setelah aku
ngerasa berkasku sudah lengkap dan dengan PD nya aku maju saat nomorku
dipanggil, belum duduk hingga 5 menit, si petugas songong itu nyuruh aku
kembali besoknya karena surat Kemenag dari travel belum ada. Oke, aku sampai
situ gak kesel karena memang berkasku kurang (aku juga gak dikasih tau
sama pihak travel(2)ku kalau harus pake surat kemenag, aku cuma dikasih surat
rekomendasi saja) - oke kembali ke petugas imigrasi – namun tiba-tiba
aku kesel banget karena si petugas imigrasi waru itu, bilangnya gak enak
dan kurang sopan buatku. Dia bilang dengan songong sambil muterin kursi
putarnya dengan bilang “besok kembali bawa surat kemenag” keselnya lagi DIA
BILANG GITU SAMBIL MAKAN PERMEN KARET. Aku yang speechless gak tau
mau bilang apa, aku keluar kantor imigrasi dengan kesel banget. Pertama, kesel
ke pihak travel(2)ku karena gak ngasih surat kemenag saat ngasih surat
rekomendasinya. Kedua, kesel berkali-kali lipat karena petugas imigrasi (entah
namanya siapa – agak nyesel sih gak ngapalin namanya) yang attitude
pelayanannya GAK OKE BANGET!.
Bagiku, kantor
imigrasi adalah sebuah kantor pelayanan masyarakat untuk bikin paspor.
Kalau sudah ada embel-embel pelayanan masyarakat, harusnya pegawainya juga
melayani dengan standar yang sudah ditentukan dong. Apalagi kita hidup di
Negara yang sangat terkenal ramahnya, masak iya, petugas imigrasi kayak gitu
ngelayani-nya. Akhirnya, setelah tau sikapnya kayak gitu, yang tadi muka-nya ku
bilang oke, sekarang muka-nya ku nilai 10 deh biar sama kayak attitudenya
*emoticon lirik*. Dimana-mana, sebuah kantor pelayanan itu harus ramah, misal
BANK, pastinya CS-nya dituntut untuk senyum saat berhadapan dengan nasabahnya.
Kalau dia cemberut, nasabahnya pasti lari. Begitu pula RS, para suster juga
dituntut untuk S3 (Salam, Senyum, Sapa) biar pasien dan keluarga pasiennya gak
sedih. Harusnya begitu juga di kantor imigrasi, mereka harusnya melayani para
pembuat paspor dengan ramah. Toh mereka digaji dan aku rasa gaji mereka tidak
sedikit. Lagian kita-kita yang bikin paspor juga bayar 355.000,- bukan gratis,
harusnya pelayanannya ramah dong. Kecuali, kalau kita memang bikin paspor
gratis gitu, baru boleh deh kita dimarahi kalau berkasnya kurang. Hmm..
entahlah, yang punya sikap kayak gitu itu hanya 1 pegawai saja atau yang
lainnya juga sama saja aku juga kurang tau. Yang pasti aku agak kecewa sama si
petugas imigrasi Waru radak plontos itu. Yah, semoga aja sih yang punya attitude
kayak gitu cuma si mas-mas plontos itu *emoticon lirik*.
Oke, stop sampai
sini cerita di IMIGRASI WARU.
Kali ini, aku
akan cerita pengalaman di kantor imigrasi (lagi) di DARMO. Jadi gini, ibuku
sudah pernah bikin paspor dua kali. Yang dulu banget paspor tahun 90-an warna
coklat itu sudah tidak berlaku. Dan terakhir bikin paspor tahun 2006 itu warna
hijau yang berlaku sampai kapanpun dan kalau masa berlakunya habis itu wajib
diperpanjang bukan bikin baru. Ceritanya... paspor ibuku itu tanggal lahirnya
berbeda dengan KTP yang dimiliki ibuku. Lha kok bisa? Ya mana aku tahu :/
haha.. kan dulu di tahun 2006 aku masih SMA yang gak ikut-ikutan ngurus papor
ibuku.
Lha kalau
paspor dan KTP beda tanggal lahirnya harus bagaimana?
Karena aku nggak
tau soal bikin membikin paspor, jelaslah aku bertanya di bagian yang memang
sudah ahlinya (seperti kantor imigrasi, dan aku memilih tanya di kantor
imigrasi Darmo). Saat aku bertanya dan dihadapkan dengan pegawai imigrasi
yang plontos lagi (lagi-lagi nemunya yang plontos -__-), kepala sama-sama
plontos ternyata attitude-nya juga sama-sama nilai-nya 10. Saat dimana
seseorang itu tidak tau, pasti dia akan bertanya. Seperti sebuah slogan “malu
bertanya, sesat dijalan”. Jadi bener kan kalau jalanku adalah bertanya. Aku
ngadepin petugasnya dengan senyum-senyum dengan ngasih senyuman yang paling
manis sambil bertanya secara sopan dan halus, “pak, ini saya mau tanya, paspor
ibu saya ini tanggal lahirnya salah. Beda dengan KTP. Yang benar itu yang di
KTP. Jadi saya harus bagaimana? Apakah bisa tanggal lahir di paspor ini yang
diganti dan disesuaikan dengan KTP?”. Dia pun jawab “coba liat paspornya”, aku
pun ngasih paspor dengan hati-hati dengan berharap mendapat jawaban yang
menyenangkan hati. Namun ekspektasi dan realita itu beda, ya.. beda jauh....
“KTP, KK nya
diganti. Samakan dengan Paspor” dia jawab begitu tanpa spasi. Aku pun menjawab
sambil sedikit nahan kesel dan maksa senyum “tapi kan yang bener tanggal lahir
di KTP pak, hehehe..”. dia pun jawab “dulu ini bikin paspor pake dokumen apa?”,
“saya kurang tau pak, kan dulu bukan saya yang ngurus, hehe” pokonya aku
berusaha menjawab dengan senyuman biar gak sama-sama “spanneng” alias
kepala panas. “Wes apapun itu, KTP KK itu menyesuaikan paspor. Harusnya mbaknya
dulu itu kalau bikin paspor itu dilihat kalau sudah jadi, nama dan tanggal
lahirnya bener apa gak. Sekarang jadinya kayak gini kan. Nyusain saya dan
petugas yang lainnya” jawabannya panjang dan sangat-sangat tidak enak didengar.
Saat mendengar jawaban seperti itu, senyumku pun langsung hilang dan tanpa
banyak komentar aku langsung bilang, “oh gitu, yasuda makasih” sambil ku ambil
paspor di tangannya.
Hmm.. entalah
pelayanan masyarakat di Indonesia ini kenapa ya begitu amat. Kok bisa enak
banget mereka bilang “nanti nyusain saya”, lho.. lha wong tugasnya kan
begitu. Kalau tidak mau disusahin, ya jangan kerja pak lek! Tidur dirumah,
nanti gak ada yang nyusahin!!! Kesel kan jadinya. Mereka itu dibayar kan?
*emoticon lirik*. Coba deh si petugas imigrasi Darmo yang agak plontos
itu jawab dengan enak “gini mbak, KTP KK disesuaikan sama kayak paspor ya,
karena paspor itu datanya tidak bisa dirubah. Kalau dirubah, nanti harus ada
jalur hukum. Jadi biar mbaknya gak ribet, KTP KK disamakan seperti paspor” coba
bilang gitu sambil senyum kan enak. Aku jadi adem dengernya dan legowo dapat
jawabannya. Eh... dia malah bilang “NANTI NYUSAHIN SAYA” duh... pengen deh ku
bales “AKU LHO PAK, ORA NJALUK TOLONG SAMPEAN, AKU RENE MEK TAKOK TOK” –
translate – (aku lho pak, tidak minta tolong anda, aku kesini cuma tanya saja).
Kezeeelll T_T
Ya begitulah
ceritaku bikin paspor di kedua imigrasi yang berada di Kota Surabaya. Semoga
saja, cuma mereka berdua pegawai yang – menurut aku – memiliki attitude 10 dari
nilai 0-100. Tapi gak semua orang bikin paspor punya pengalaman seperti aku.
Dan beginilah susah senang pengalaman bikin paspor. Jadi kalau kalian yang mau
bikin paspor – masih pakai calo – mending berangkat sendiri deh, bakalan punya
banyak pengalaman yang bisa dicerikan, xixixi
TIPS BIKIN
PASPOR:
- Bawa syarat yang sudah aku tulis di atas
- Hp jangan lupa harus ada kuota internet plus full batrey – buat mengisi bosan saat ngantri
- Bawa buku bacaan (kalau yang suka baca)
- Bawa tablet atau Hp cadangan yang ada isinya film atau kalau bisa di isi drama korea, haha
- Jangan pakai kaos, sandal jepit, atau jilbab putih. Pakai pakaian yang rapi (casual-formil) dan jangan dandan menor. Ingat, ini poto paspor, bukan potoshoot majalah *LOL
No comments: