CINTAKU BELUM DI RESTUI
"Bersamamu membuatku tenang, tetapi menikah denganmu adalah mimpi" -
nazilaqudsiyah,Yn
Salam hormat,
Anakmu
(kisah ini Inspirasi dari seorang teman),
Semoga cinta kalian dipertemukan di Pelaminan :)
Perjalanan
cinta kita sudah bukan seumuran jagung lagi. Begitu juga umur kita. Kita
bukanlah anak remaja yang berumur 15 tahun atau 17 tahun yang masih
berbunga-bunga ketika kita jalan bersama, yang masih deg-deg an ketika kita
bertemu. Tapi kita adalah orang dewasa yang menginginkan hubungan ini diikat
dengan janji suci, sebuah pernikahan. Kita saling mengenal satu sama lain. Aku
tak meragukanmu lagi untuk menjadi imam dalam keluarga kecil kita nanti. Tapi
sebuah pernikahan bukan antara aku dan kamu saja. Melainkan melibatkan
keluargaku dan keluargamu. Keluargamu sepertinya sudah sangat menyukai aku.
Bahkan ketika aku ke rumahmu, keluargamu sangat ramah dan hangat sekali setiap
menyambut kedatanganku. Akan tetapi, bapakku? Yah.. permasalahan semua ada di Bapakku.
Bapakku belum merestui hubungan kita. Aku sudah mencoba untuk berbicara secara
perlahan, mengambil hati Bapak, tapi Bapak dengan lembut untuk menolak hubungan
kita. Bahkan sampai menangis dihadapan Bapak pun sudah aku lakukan. Jika bapak
menolak hubungan kita, apa aku harus menyudahinya juga? Apa kamu juga tidak
berusaha untuk mempertahankan?
Baik
burukmu aku paham. Engkau pun begitu menyadari sifat jelek yang ku miliki.
Tidak mudah untuk mengakhiri hubungan ini. Tidak mudah pula aku melupakan
perjalanan kasih cinta ini. Lalu, apakah aku hanya bermimpi saja untuk menikah
denganmu? Tidak. Aku dan kamu akan terus berusaha dan mempertahankan cinta kita
walaupun Bapakku menentangnya. Karena suatu saat aku yakin, Bapak akan melihat
usaha kita dan akhirnya merestui kita untuk melangkah ke janji suci. Seperti
penggalan syair lagu, “Ada Band – Masih”
Walau
badai menghadang..
Ingatlah
ku kan selalu setia menjagamu..
Berdua
kita lewati jalan yang berliku tajam.
teruntuk Bapakku yang aku hormati..
Bapakku yang aku hormati, Bapak adalah laki-laki pertama
dalam hidup yang aku sayangi. Karena Bapak, aku bisa sekolah sampai setinggi
ini. Karena Bapak juga, aku tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari
seorang pemimpin dalam keluarga. Karena Bapak, aku tidak merasa kehujanan saat
dalam perjalanan kesana kemari. Karena Bapak juga, aku tidak pernah kedinginan
saat musim hujan dan aku tak pernah merasa kepanasan saat musim kemarau. Karena
Bapak semua fasilitas yang aku inginkan terpenuhi. Engkau memang lelaki pertama
yang paling aku hormati dan aku cintai. Setiap apa yang aku minta, engkau kasih
dan begitu pula sebaliknya. Engkau meminta aku untuk meneruskan bisnismu, aku
pun menuruti padahal dalam sisi lain, bisnis bukan pekerjaan yang sebenarnya
aku inginkan. Hampir semua perintahmu aku lakukan dengan senang hati walaupun
sebenarnya bukan keinginanku atau keahlianku. Dan kali ini, izinkanlah aku
untuk meminta satu hal yang sangat sederhana. Keinginan ini tidak membutuhkan
materi dan lain sebagainya. Cukup hanya “iya kamu saya restui dengan dia”,
hanya itu dan cukup itu. Semoga permintaan ini tidak mengurangi rasa hormatku
kepada mu, Pak.
(kisah ini Inspirasi dari seorang teman),
Semoga cinta kalian dipertemukan di Pelaminan :)
No comments: